Jumat, 30 November 2018

The way to be my self... to be better...

Tak terasa sudah hampir tiba di penghujung tahun 2018. Tak terasa, sudah banyak sekali hal yang terlewatkan. Dan sebelum memulai awal tahun yang baru nanti,  aku ingin menulis sebuah  kisah tentang perjalanan hidup seorang wanita yang sampai saat ini masih terus berjuang, memahami dirinya, melawan egonya, dan menerima dirinya…. APA ADANYA. Melewati hal-hal simple, yang tak pernah terpikirkan, tapi sangat sulit dilewati. Meski masih belum bisa sehebat teman- temannya, dia perlahan melewatinya, waktu demi waktu, bulan demi bulan. Dan aku akan mencoba menulis, bulan demi bulan yang dia lalui bersama Komunitas Ibu Muda Indonesia itu selama hamper 1 tahun ini. Merangkum perubahan demi perubahan yang dia alami dalam hidupnya.
Januari  “Beberes”
Awalnya dia hanya tahu, beberes itu merapikan apa yang Nampak berantakan dan ruwet dipandang mata. Ternyata beberes yang dilakukannya selama ini hanya menyimpan luka, menyimpan kenangan, dan membangun tempat sampah bertahun-tahun dirumahnya. Dia baru menyadari itu ketika melakukan BEBERES yang sesungguhnya bersama KIMI. Beberes yang benar-benar melepas barang-barang yang tidak perlu, membuang benda-benda yang menyimpan kenangan, membuang sampah-sampah yang ternyata malah disimpan dengan baik. ini kelihatannya simple, tapi berat sekali untuk dilakukan. Anehnya….. setelah selesai beberes, baik dari kontak hp, file foto, unfollow di sosmed dan file-file yang tidak perlu di HP ataupun LAPTOP, membuang barang2 yang tidak perlu dirumah, mendonasikan barang-barang yang ngga kepake dan merapikan kembali semua peralatan pribadi, dia merasa hidupnya semakin ringan. Ada beban yang terasa berkurang. Banyak kegalauan yang perlahan menghilang. Dia bisa membuang sedikit halusinasi dalam hidupnya. Akhirnya dia paham, apa itu BEBERES.

 Februari, START FROM YOUR SMILE
Ini lagi, salah satu challenge yang harus dia lewati, setelah entah berapa puluh tahun dia ngga pernah lakukan, PERGI KE DOKTER GIGI. Dulu memang dia pernah sedikit trauma dengan dokter gigi sewaktu kecil. Dan sepertinya selama hidupnya setelah itu, dia ngga menemukan alasan untuk kembali duduk di ruang mengerikan itu. Entah kenapa, Allah menegurnya untuk lebih peduli diri sendiri melalui challenge KIMI bulan itu. Meski harus melawan MAGER yang kelewatan, dan rasa takut yang berlebihan, akhirnya dia mampu melakukannya. Dari saat itu dia mulai peduli dengan tubuhnya, terutama yang jarang dirawat dengan baik.
Maret, Membaca Buku “HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT”
Awalnya dia sempat menghela nafas mendengar challenge  bulan itu. Sempet agak berontak, kenapa Challenge nya adalah hal-hal yang sudah lama tidak dia lakukan. Selalu saja rasa malas dan menunda menghantuinya. Mungkin karena dia lelah, mulailah menyalahkan keadaan yang sulit. MENCARI ALASAN. Dan melihat kondisi keuangan dia yang sangat tidak baik, nampaknya dia harus berjuang lebih. Dia ternyata lupa, bahwa alam akan selalu mendukungnya, ketika dia memiliki kepercayaan dan niat yang besar. Tantangan ini hanya membaca buku lho… akhirnya dia mulai berpikir untuk bisa melewati proses ini. Allah memberi jalan, dan dia menikmati tugas bulan itu. Sekali lagi dia diingatkan, bahwa hatinya belum seutuhnya bahagia. Bahwa bahkan seorang Shopie Navita pun, berproses panjang untuk bahagia.  Dia pun juga harus berjuang untuk itu.
April, “PUSH AWARENESS, up grade diri dengan ikut seminar dan workshop
Arrrrggggghhhhh….. rasanya dia ingin berteriak saja bulan itu. Tugasnya dirasa semakin sulit, semakin banyak masalah dan halangan yang dihadapi. Ini baru bulan ke empat, dia sudah mulai ngoshh ngoshaan… mulai merasa payah, apa mungkin bisa lanjut ke bulan berikutnya. Dia yang sudah lama sekali ngga keluar rumah untuk mengikuti kegiatan-kegiatan semacam itu, harus dipaksa gerak. Dia jadi teringat, memang sewaktu kuliah dia rajin sekali ikut seminar-seminar, banyak sertifikat menumpuk di almarinya. Tapi setelah menikah, dia merasa tidak perlu, dia merasa abai. Sekali lagi, tugas KIMI harus menggempur rasa males dan magernya. Satu lagi yang terpenting, membangunkan kesadaran diri yang  lama tertidur lelap. Tidak hanya memaksa berpikir, tapi juga bergerak. Akhirnya dia memilih untuk ikut seminar tentang parenting bersama Keluarga Kita di Solo. Meskipun ngga mudah baginya, harus bernegosiasi ruwet dengan orang tua, harus bawa anak, harus nyari yang mau ikut dan jagain anaknya, harus menghadapi anak rewel di jalan, harus keluar uang, bahkan harus menghadapi orang tua yang masuk rumah sakit setelah itu, tapi semua dilewatinya. Dia hebat, meski bersusah payah. Dia mulai senang dengan kembali open dan bertemu banyak orang.
Mei, Belajar Cukup
Tugas saat itu sangat pas bagi dia untuk belajar dan sadar. Belajar untuk hidup cukup, yang memang saat itu harus dia terapkan. Cukup dan bersyukur. Sempat dia menyalahkan dirinya yang dulu, menyesali hidupnya yang boros dan menyia-nyiakan banyak hal, mulai dari makanan, tergiur barang SALE yang berujung ditempat sampah, membeli barang-barang yang melebihi kebutuhan karena mupung DISKON, yang inginnya irit malah boros gara2 diskon, yang isi kulkas penuh bahkan sampai basipun masih ditempat semula, Duhh…. Harusnya dia sadar itu dari dulu. Betapa tamaknya hidupnya. Dan setelah menghela nafas panjang, dia mulai memantapkan hati untuk lebih sadar, SADAR UNTUK HIDUP CUKUP. TIDAK TAMAK.
juni, Prasangka baik. Bulan ini, entah kenapa memang sepertinya hatinya sudah berantakan ngga karuan. Hal itu yang membawa dia bersembunyi di dalam gowa. Surprisenya... challange bulan ini adalah meet up sama soul sister kimi, yang artinya dia harus keluar gowa, gerak lagi, menampakkan muka lagi.Pikirannya berantakan, mulai negatif thinking, gimana kalau ini,itu, malulah, minderlah...Duhhh remek sekali pemikirannya saat itu. Tapi tugas kimi setiap bulannya memang PAS banget buat dia. PAS untuk membenahi bagian2 yg sudah hancur dalam dirinya. Well... breath dan do it. Alhamdulillah... mesti ga bisa ketemu langsung, tp bisa vicallan sama beberapa soul sister dan belajar banyak dari mereka.
  Juli-agustus Inner Child. Inner child kali ini juga jadi tugas kimi di 2018. Dia awalnya tidak paham, apa iu inner child, dan waaaoooo ternyata setelah paham dengan baik, dia mulai sadar. Banyak luka pada saat dia kecil, dan masih dibawa sampai saat ini. Masih sering muncul dan mengganggu mental dia. Ternyata rasa berontak yang terpendam, nangis diam2, dan berujung demdam menjadi boomerang buat dia. Dan di kimi, dia di bimbing untuk menggali lebih dalam, meluapkan emosi2 yg terpendam, menerimanya,dan MEMAAFKAN. Baginya bagian memaafkan itu... bagian tersulit... dan sampai sekarang dia masih berprosea untuk itu. Tapi dia sangat bersyukur, KIMI benar-benar membawa dia melihat dirinya sendiri, dengan lebih jelas, lebih tajam dan sangat detail. Dari hal terburuk dan terindah. Dan menerima, apapun yang sudab menjadi jalan hidupnya, serta memperbaiki hidupnya.
September, Do what do want to Do
Bulan ini dia bebas dari tugas KIMI. Bukan berarti bebas juga sih… tapi diberi kebebasan untuk melakukan apapun yang dia mau. Dia memilih untuk menghabiskan waktunya bersama putri kesayangannya, bermain, belajar dan karenaa saat itu bulan pertama dia kerja, dia berusaha menikmati pekerjaan barunya.
Oktober, Belajar Mendengar
Sejatinya memang manusia memiliki dua telinga dan satu mulut, karena memang harusnya untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Tapi kenyataannya sangat berlawanan. Diberi tugas seperti ini, dia merasa di tampar habis-habisan. MENDENGAR…..dia terdiam, berpikir, mengingat, selama ini dia jarang sekali mendengar. Dia selalu ingin di dengar, selalu ingin dimengerti, selalu ingin berbicara, lalu kapan dia terakhir kali menjadi pendengar??? Bahkan dia lupa kapan terakhir dia menjadi pendengar yang baik, bahkan dia lupa caranya bagaiman dia mendengarkan dengan benar, benar hati yang benar. Fix!!!! Tugas ini menantang, harus terlewatkan dengan baik. Ada seseorang yang ingin dia dengarkan dengan baik yaitu pasangan hidupnya. dan dipenghujung bulan oktober saat itu, dia harus menghadapi ujian terbesar dalam hidupnya, ujian tentang kesabaran, ujian untuk menjadi lebih kuat, ujian untuk bisa menerima keadaan dengan iklash, dan ujian untuk memaafkan, memaafkan dirinya sendiri dan memaafkan orang lain. Dia jatuh, tersungkur dan sudah tidak berdaya. Disaat itulah dia sadar, bahwa manusia tidak memiliki daya dan upaya, tidak memiliki keuatan apapun, tanpa ijin dari Sang Pencipta. Akhirnya KIMI membantu dia bangkit, perlahan meski perih dan sakit.

Sampailah di bulan November, dimana dia harus mengingat kembali perjalannan hidupnya setahun ini bersama KIMI. Menulisnya, dan membagikannya di blog.
Dia hanya tersenyum melihat kembali cerita hidupnya, tanpa sadar air matanya mengalir dari kelopak mata. Ternyata tidak mudah untuk menjalani hidup, ternyata tidak mudah untuk menjadi wanita kuat, ternyata untuk menjadi bahagia itu perjuangannya luar biasa. Tapi dia sudah hebat melewati ini semua, dia sudah luar biasa berusaha untuk menjadi lebih baik, dia sudah berani melawan rasa takut, melawan egonya, menepis rasa kurang percaya dirinya, membuang malasnya, memaksa dirinya untuk keluar dari goa dan memulai hidup baru yang lebih baik. Lelah, letih dan semua rasa sakit yang dia rasakan, tidak akan pernah sia-sia, semuanya mengandung makna, memiliki himah. Dia Hebat untuk berjuang menghidupkan kambali jiwanya.

Dan sosok DIA dalam cerita itu adalah AKU.
Terimaksih AKU…. Sudah mau berjuang selama satu tahun ini…
Terimakasih AKU… karena tidak pernah menyerah meski harus melawan dirimu sendiri untuk melewati proses demi proses
Terimakasih AKU… karena sudah sangat KUAT, bahkan lebih KUAT dari apa yang dibayangkan sebelumnya
Terimakasih AKU… karena sudah berusaha memaafkan dan menerima dirimu sendiri
Terimakasih AKU… karena selalu percaya bahwa semua akan terlewatkan dengan baik…
Terimakasih AKU… karena telah mencintai dirimu sendiri APA ADANYA…

Terimakasih….Terimakasih…Terimakasih….AKU….
Mari berjuang lebihh keras lagi… karena masih banyak PR yang harus diperbaiki, yang harus diselesaikan…

Terimakasih KIMI Komunitas Ibu Muda Indonesia
Terimakasih Bupon…ASRI FITRIASARI
Terimaksih Bebeb… NANI KURNIASARI
Terimakasih Bebo…
Yang telah menjadi saksi dan menemani perjalanan hidupku….


#komunitasibumudaindonesia
#KIMI2018
#Glowing2018
#selfawareness